Sejarah Perkembangan Islam di Aljazair

Muhammad Farrel RabbaniMuhammad Farrel Rabbani7 min read
Sejarah Perkembangan Islam di Aljazair
sejarahislamaljazairmaghrebperadaban

Sejarah Perkembangan Islam di Aljazair

Sejarah penyebaran Islam di Aljazair bermula sejak abad ke-7 Masehi. Masuknya Islam ke wilayah Aljazair tak terlepas dari penaklukan Afrika Utara oleh pasukan Muslim yang dimulai pada masa Khalifah Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan.

Peta penyebaran Islam di Afrika Utara
Peta penyebaran Islam di wilayah Maghreb pada abad ke-7 hingga ke-8 Masehi

Awal Mula Islamisasi

Pada tahun 642 M, pasukan Arab berhasil menaklukkan Mesir dan kemudian meluas ke Libya, Tunisia, Aljazair, hingga Maroko. Jenderal Uqba ibn Nafi' yang diutus oleh Dinasti Umayyah memperdalam ekspedisi ini. Pada tahun 670 M, Uqba mendirikan kota Qayrawan di Tunisia sebagai pangkalan militer untuk menaklukkan wilayah Maghreb, termasuk Aljazair.

Ekspansi ini dibarengi pengenalan budaya, bahasa, dan tradisi Arab ke kalangan Berber setempat. Proses islamisasi tidak hanya terjadi melalui penaklukan militer, tetapi juga melalui dakwah, pendidikan, dan perdagangan.

Ilustrasi Jenderal Uqba ibn Nafi'
Jenderal Uqba ibn Nafi', pionir penyebaran Islam di Afrika Utara

Tokoh-Tokoh Penting

Beberapa tokoh berperan penting dalam proses penyebaran Islam di Aljazair:

1. Uqba ibn Nafi' (w. 683 M)

Jenderal Arab yang memimpin penaklukan awal Aljazair. Uqba mendirikan Qayrawan (sekarang di Tunisia) sebagai markas pada tahun 670 M dan menaklukkan banyak wilayah berpenduduk Berber. Makamnya kini berada di Desa Sidi Okba dekat Biskra (Aljazair Timur), yang menjadi salah satu situs Islam tertua di negara ini.

2. Abu al-Muhajir Dinar (w. 683 M)

Gubernur Ifriqiya (674–681 M) di bawah Umayyah yang menggantikan Uqba. Ia melanjutkan penaklukan Maghreb hingga ke wilayah Aljazair dan sempat berunding dengan pemimpin Berber Kristen, Kusaila. Abu al-Muhajir memindahkan pusat pemerintahan Berber ke kota Takirwan (sekitar Kairouan).

3. Kusaila

Penguasa konfederasi Berber Kristen di Tlemcen (sekarang barat Aljazair) yang akhirnya memeluk Islam setelah bersepakat dengan pasukan Arab.

4. Dihya al-Kahina (gugur 702 M)

Ratu pejuang Berber legendaris di wilayah Aurès. Ia memimpin perlawanan sengit terhadap pasukan Arab sebelum akhirnya terbunuh sekitar tahun 702 M. Keberanian Dihya sempat menunda penyebaran Islam, namun setelah wafatnya penyebaran Islam kembali meluas.

Ilustrasi Ratu Dihya al-Kahina
Dihya al-Kahina, ratu pejuang Berber yang legendaris

5. Abd ar-Rahman ibn Rustam (w. 788 M)

Imam pertama Imamah Rustamid di Tahert (kini Tagdemt). Dinasti Rustamid (777–909 M) merupakan pemerintahan Muslim lokal pertama di Aljazair. Meski penganut aliran Ibāḍī, keberadaan Imamah Rustamid turut mengukuhkan fondasi pemerintahan Islam di Aljazair.

6. Yusuf ibn Tashfin (w. 1106 M)

Pemimpin Dinasti Almoravid asal Maroko yang mendirikan Masjid Agung Aljir (Djamaa el Kebir) pada tahun 1097 M. Keputusan beliau membangun masjid ini membantu memperkukuh keberadaan Islam di pusat kota Aljir.

Tahun-Tahun Penting Islamisasi

Berikut adalah kronologi peristiwa penting dalam sejarah penyebaran Islam di Aljazair:

  • 670 M: Jenderal Uqba ibn Nafi' memasuki wilayah Aljazair dan mendirikan Qayrawan sebagai markas penaklukan

  • 678 M: Pembangunan Masjid Sidi Ghanim di Mila oleh Abu al-Muhajir Dinar (tahun 59 H) – masjid tertua di Aljazair

  • 683 M: Peperangan di Vescera, di mana Uqba terbunuh; Abu al-Muhajir Dinar juga wafat pada tahun yang sama. Kedua tokoh ini gugur di kawasan Aljazair timur

  • 686 M: Mausoleum untuk Jenderal Uqba didirikan di Sidi Okba (Biskra)

  • 702 M: Kejatuhan Dihya al-Kahina, menandai berakhirnya perlawanan keras Berber melawan umat Islam

  • 711 M: Pasukan Muslim (beranggotakan Berber yang telah memeluk Islam) berhasil menaklukkan seluruh Afrika Utara hingga Maroko

  • 739–740 M: Pemberontakan massal suku Berber di bawah panji Kharijisme (Ibāḍī/Sufriyah) mengguncang pemerintahan Umayyah di Maghreb

  • 776 M: Berdirinya Imamah Rostemid di Tahert (Tiaret), pemerintahan Muslim lokal pertama di Aljazair

  • 1082–1097 M: Pembangunan masjid-masjid besar: Masjid Agung Tlemcen dibangun 1082 M oleh Yusuf ibn Tashfin (ditambah hiasan oleh Ali ibn Yusuf tahun 1136), dan Masjid Agung Aljir (Djamaa el Kebir) didirikan tahun 1097 M oleh Dinasti Almoravid

Islam di Aljazair

Aktivitas Penyebaran Islam

Islamisasi Aljazair berlangsung melalui berbagai cara, tidak hanya penaklukan. Beberapa aktivitas penting antara lain:

1. Penaklukan Militer

Pasukan Arab memperluas wilayah Islam dengan menaklukkan kota-kota dan suku-suku Berber. Setiap kota yang direbut lalu dijadikan pusat pemerintahan dan dakwah Islam. Hal ini terlihat sejak awal, ketika Umayyah menaklukkan sejumlah wilayah utara Afrika.

2. Dakwah dan Ulama (Marabut)

Setelah penaklukan, ulama dan tokoh sufi setempat (dikenal sebagai marabut) aktif mengajarkan agama. Mereka mendirikan masjid-masjid dan madrasah untuk mengajarkan Al-Qur'an dan fiqih. Di banyak daerah Berber, para marabut ini menjadi pemimpin spiritual sekaligus pendidik masyarakat.

Misalnya, Masjid Sidi Ghanim di Mila sejak awal menjadi pusat pendidikan agama karena di sekitarnya banyak santri belajar Islam.

Ulama Marabut mengajar
Para ulama marabut berperan penting dalam pendidikan dan dakwah Islam

3. Pendidikan dan Arsitektur

Masjid yang dibangun sejak abad pertengahan Hijriah tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga lembaga pendidikan. Desain arsitektur masjid – yang banyak dipengaruhi gaya Umayyah dan Almoravid – dibuat untuk menunjang kegiatan keagamaan dan pengajaran.

Misalnya, Masjid Agung Aljir (Djamaa el Kebir) yang dibangun oleh Almoravid memiliki mihrab dan mimbar mewah yang mempermudah aktivitas pengajian.

4. Perdagangan dan Jalur Trans-Sahara

Setelah Islam menetap, pedagang Muslim memainkan peran penting. Mereka menyeberangi gurun Sahara membawa barang (emas, garam, sutera) sambil menyampaikan agama Islam ke kerajaan-kerajaan Afrika sub-Sahara.

Jalur perdagangan ini menjadi media penyebaran ajaran Islam ke wilayah selatan Maghreb dan Afrika Barat. Suku Berber yang sudah memeluk Islam menstrukturkan hubungan ekonomi dan budaya antara Afrika Utara dan Afrika hitam, menerjemahkan teks-teks Arab dan memperkenalkan Islam ke masyarakat lokal melalui perdagangan.

Jalur perdagangan Trans-Sahara
Jalur perdagangan Trans-Sahara menjadi media penyebaran Islam

Peninggalan Sejarah Awal Islam di Aljazair

Bukti fisik awal penyebaran Islam dapat ditemui pada sejumlah situs dan bangunan tua di Aljazair.

Masjid Sidi Okba (Biskra)

Masjid Sidi Okba di dekat Biskra, Aljazair, dibangun mengelilingi makam Jenderal Uqba ibn Nafi' (w. 683 M) dan dianggap sebagai salah satu monumen Muslim tertua di Aljazair. Masjid Sidi Okba awalnya berupa mausoleum yang didirikan pada tahun 686 M untuk menampung jenazah Uqba ibn Nafi'.

Sejak itu masjid di sekelilingnya berkembang menjadi pusat ziarah dan keagamaan. Arsitekturnya yang sederhana namun kokoh menjadi saksi sejarah berdirinya Islam pertama kali di negeri ini.

Masjid Sidi Okba di Biskra
Masjid Sidi Okba, salah satu monumen Muslim tertua di Aljazair

Masjid Sidi Ghanim (Mila)

Selain Sidi Okba, Masjid Sidi Ghanim di kota Mila adalah masjid tertua lainnya. Masjid ini dirintis oleh Abu al-Muhajir Dinar pada tahun 59 H (~680 M) di bekas kota Romawi Icosium (sekarang Mila).

Sejak awal, Masjid Sidi Ghanim berfungsi sebagai kiblat ilmu; banyak orang datang belajar agama Islam di sini karena Mila saat itu merupakan pusat penyebaran Islam di Aljazair. Meskipun bangunan aslinya hanya tinggal reruntuhan, situs ini menunjukkan keberadaan komunitas Muslim awal di pesisir timur Aljazair.

Masjid Agung Tlemcen

Masjid Agung Tlemcen, didirikan tahun 1082 M oleh Dinasti Almoravid, merupakan salah satu contoh arsitektur Islam awal di Aljazair yang masih berdiri tegak hingga kini. Di pesisir barat, Masjid Agung Tlemcen berdiri sejak abad ke-11.

Masjid ini pertama kali didirikan oleh Yusuf ibn Tashfin pada 1082 M saat mendirikan kota Tagrart (Tlemcen). Hiasan kubah utamanya selesai pada 1136 M oleh putra Yusuf, Ali ibn Yusuf. Kemegahan Mihrab dan ornamen batu Berber pada masjid ini mencerminkan pengaruh seni Almoravid dan Almohad di Maghreb.

Masjid Agung Tlemcen
Masjid Agung Tlemcen dengan arsitektur Almoravid yang megah

Masjid Agung Aljir (Djamaa el Kebir)

Sementara itu, di ibu kota sekarang, Masjid Agung Aljir (Djamaa el Kebir) dibangun pada tahun 1097 M oleh Dinasti Almoravid di bawah patron Yusuf ibn Tashfin. Masjid ini terletak di Kasbah Aljir dan merupakan salah satu contoh masjid tertua yang masih berfungsi.

Banyak peninggalan arsitektur Islam lain – seperti madrasah, istana, dan benteng dari era Hammadid dan Ziyanid – juga masih dapat ditelusuri di berbagai kota tua Aljazair.

Masjid Agung Aljir
Masjid Agung Aljir (Djamaa el Kebir), salah satu masjid tertua yang masih berfungsi

Kesimpulan

Secara keseluruhan, masjid-masjid kuno, manuskrip Al-Qur'an tertulis tangan, serta situs-situs arkeologis abad pertengahan di Aljazair menjadi saksi bisu fase awal islamisasi di wilayah ini. Proses penyebaran Islam di Aljazair adalah perpaduan kompleks antara penaklukan militer, dakwah damai, pendidikan, perdagangan, dan asimilasi budaya yang berlangsung selama berabad-abad.

Warisan sejarah ini tidak hanya tampak pada bangunan fisik, tetapi juga pada budaya, bahasa, dan tradisi masyarakat Aljazair yang hingga kini masih kental dengan nilai-nilai Islam.

Aljazair modern dengan warisan Islam
Aljazair modern dengan warisan sejarah Islam yang kaya

Sumber: Fakta-fakta sejarah disusun berdasarkan riset di situs-situs sejarah Islam dan referensi akademik (misalnya arkib museum dan publikasi sejarah Afrika Utara). Informasi umum disertai kutipan teks asli sumber terpercaya.


X Facebook LinkedIn

Comments

Sign in to comment